Astra International boleh jadi contoh perusahaan yang menggelar CSR dengan subyek pedesaan di Indonesia. Mengambil nilai luhur pola sosial kemasyarakatan Indonesia sejak dulu yang sejatinya berakar di dan dari desa-desa. Model CSR Astra International tidak hanya “memberi”, namun juga “memberdayakan” agar desa-desa itu mandiri dan maju.

Bermacam aktivitas pemberdayaan dilakukan. Pendekataannya tidak seragam, akan tetapi mengikuti kondisi dan karakter setiap wilayah. Karena itu CSR bertajuk Kampung Berseri itu selalu berbeda-beda. Setiap desa dengan budaya dan potensinya didoring agar berkembang menjadi kampung-kampung berseri.

Makna “berseri” itu sendiri luas, namun pada intinya menjelaskan tentang perubahan menjadi lebih baik, lebih bersinar, maju dan siap memasuki masa depannya sendiri-sendiri.

KLIK: LAUNCHING BUKU INSPIRASI KAMPUNG BERSERI ASTRA

Sebenarnya Astra memiliki own media CSR “Kampung Berseri” dalam format digital berupa website dan tentu saja dukungan media sosialnya. Namun, persepsi masyarakat tentang sebuah status (baik perorangan, kelembagaan maupun program) tetaplah menganggap bahwa lewat buku kesan terhadap sesuatu itu sangat penting.

LAHIRLAH GAGASAN BUKU INPIRASI

Masalahnya buku seperti apa yang dapat menunjukkan penguatan terhadap citra program bernama Kampung Berseri itu dikemas lewat tema dan packaging-nya?

Brainstorming dengan kawan-kawan Corporate Communication Astra International yang dinamis dan kreatif mengerucut pada satu gambaran. Yaitu profiling orang-orang dan desa-desa sehingga mereka menjadi inspirasi tentang menjalankan hidup di pedesaan.

Kemudian buku tersebut diberi judul “Inspirasi Kampung Berseri”, di-pack sebagai coffee table book.

Inspirasi kampung berseri mengandung rima. Juga gampang diingat. Mungkin kelak akan muncul sosok-sosok lain, desa-desa baru, yang terus memnginspirasi. Sehingga buku ini tidak sekadar menjadi simbol, namun suar yang terus menyinari dengan kisah kampung-kampung berseri selanjutnya.

STORY TELLING

Sebuah buku menjadi membosankan jika disajikan dengan gaya bahasa dan bertutur baku, sok tahu, dan sok pintar. Tidak menggurui. Kisah harus mengalir dengan data dan fakta. Emosi harus ditangkap dan dibangun tetapi dengan tidak mendramatisir. Apa adanya.

Itulah dasar dari cara bertutur story telling. Dengan begitu, sisi-sisi inspirasi akan ditangkap dengan sendirinya oleh pembaca sebagai sebuah pengajaran. Dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dari yang belum sadar menjadi sadar.

DATA DAN FAKTA

Sebelum menuju ke aksi produksi, seperti biasa, lazimnya bekerja di media, perencanaan konten adalah awal mula ini semua. Dari konsep ke draft, lalu ke outline. Di sisi desain, serupa sibuknya. Membuat berbagai rancangan desain buku dan layout. Ini pekerjaan memadukan antara seni, kebiasaan manusia membaca, dan memadukan elemen-elemen korporasi.

Untuk mewujudkan seluruh rencana itu diperlukan banyak sekali data. Data-data itu menjadi fakta untuk dijalin dan dijahit demi melahirkan sebuah kisah inspiratif.

Di sinilah tantangan awal pembuatan buku tersebut. Keterbiasaan bekerja di media, merencanakan 100, dengan posibilitas 75, walaupun target sebenarnya hanya 50. Dengan begitu, kalaupun faktanya hanya ada 75 data, setidaknya kami memiliki 25 cadangan. Dan yang 25 ini bahkan bisa menjadi bunga-bunga lainnya.

Client:

Astra International

Loction:

Jakarta

Category:

Own media, custom publishing

Date:

2019