Anda kenal Direktorat Jendral AHU yang berada di bawah Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (KemenkumHAM)?

Kalau tak pernah berhubungan rasanya wajar. Tetapi tahukah Anda bahwa segala hal yang berbau keadministrasian legal baik perorangan maupun kelompok (termasuk institusi) ada di naungan direktorat satu ini.

Sebagai contoh umpamanya proses pendirian perusahaan dengan segala legalitasnya, pendirian organisasi massa (ormas) hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM), tentang fidusia, wasiat, legalitas kenotariatan, dan banyak lagi. Bahkan termasuk kewarganegaraan.

Begitu banyaknya layanan di Ditjen Administrasi Hukum Umum (AHU) mutlak membutuhkan komunikasi yang terus-menerus, bahkan dengan intensitas tinggi, mengingat sangat beragam jenis layanan maupun potensi pertanyaan dari publik yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya.

Awalnya kreatorkonten.com menawarkan totalitas komunikasi (khususnya digital communication) dengan memanfaatkan own media yang sebagian perlu dibangun dari nol. Ini karena sangat banyaknya aset informasi yang menjadi domain dari direktorat, yang dapat dikelola hingga menjadi sebuah literasi guna mengedukasi masyarakat.

Persoalannya tidak mudah, di dalam organisasi pemerintahan seringkali ditemui berbagai persoalan, seperti; otorisasi, relasi antarbagian, maupun kapabilitas personel yang rumit. Sementara di sisi lain, publik sangat menunggu kehadiran sebuah “ruang” informasi yang dapat diakses kapan saja, di mana saja dan apa saja.

Oleh karena itu, proyek komunikasi publik di Ditjen AHU KemenkumHAM lantas difokuskan pada;

  • EDUKASI SKALA PRIORITAS

Konsep utama dari komunikasi publik di tahap awal adalah edukasi dengan memilih skala prioritas. Menentukan skala prioritas berdasarkan tingkat kebutuhan dari yang paling tinggi ke hal-hal yang mengikutinya sesuai dengan arus layanan yang selama ini terjadi di direktorat.  Dengan bidang prioritas akan memudahkan membuat kluster dan turunan konten.

  • STRATEGI KONTEN

Strategi konten meliputi pemastian persona audiens, cara berkomunikasi, tema-tema konten berdasarkan dari bidang prioritas, hingga peluang-peluang untuk meningkatkan jumlah audiens (strategi komunikasi dan engagement) lewat cara organik serta frekuensi dan durasi komunikasi.

  • PENENTUAN KANAL DISTRIBUSI (PLATFORM)

Pada langkah ini dipilih platform yang paling memungkinkan mendistribusikan konten dan secara teknis tidak terjadi persoalan. Pendek kata yang paling siap adalah Instagram. Platform ini dibangun dari awal, dan karena itu, strategi yang dipilih adalah memuat konten visual single (non carousel dan non video) agar lebih cepat melakukan penetrasi komunikasi.

  • MATRIKS KONTEN

Selayaknya sebuah media umum, konten pada media sosial Instagram Ditjen AHU dikelola dengan menggunakan matriks konten. Matriks konten dibuat untuk membuat irama informasi terasa lebih menarik dan tidak monoton. Matriks konten juga dibuat agar tidak terjadi pengulangan (duplikasi) tema, menjamin konten lebih bervariatif dari waktu ke waktu.

  • VISUAL VEKTOR

Konsep visual menggunakan teknik vektor. Teknik vektor merupakan seni grafis yang terdiri dari titik, garis serta lengkungan yang membentuk sebuah gambaran siluet semu dari suatu objek. Teknik ini dapat dipilih jika material visual yang ada tidak cukup tersedia. Misalnya kurang foto-foto atau video.

Vektor dapat mengeliminir masalah karena memungkinkan desain grafis merancang gambar sesuai dengan pesan. Plus, mudah serta cepat ditangkap oleh audiens.

  • NARASI SINGKAT, TO THE POINT

Instagram meski memberi ruang teks yang cukup untuk sebuah informasi, namun tingkat orang membaca teks (readibilty) di ruang yang terbatas (layar smartphone) maka berdampak pada naras singkat (jumlah karakter sekitar 150 – 200) dan pesan sebaiknya to the point.

Bila ada tema yang harus dijelaskan secara panjang, teknik komunikasi yang digunakan adalah deduktif (dari hal yang bersifat umum ke khusus) dan dapat dibuat secara berseri.

  • HASTAG KHUSUS DAN UMUM

Tagar merupakan bagian penting yang harus termuat. Agar konsisten, sekaligus memudahkan audiens ketika melakukan pencarian, maka digunakan dua kategori. Yaitu kategori khusus berupa identitas dari institusi dan kategori umum berupa tagar yang related dengan konten.

  • WORKSHOP TIM BIRO KOMUNIKASI

Konten akan berlanjut terus sepanjang institusi eksis. Komunikasi menjadi bagian vital untuk mendukungnya, terlebih bila berkaitan dengan layanan masyarakat. Selain Instagram, tentulah mengelola own media dari berbagai platform lainnya seperti website, serta media sosial lainnya secara mandiri. Pelatihan ditekankan pada dokumentasi informasi sebagai aset data yang harus dibuat, dikurasi dan disajikan, hingga proses kreatif (menggali gagasan sampai tren konten). (*)