Bagi perusahaan retail atau distributor, ujung tombak penjualan ada di punggung para sales. Marketing mendorong, menciptakan citra, memberikan inspirasi tentang produk. Oleh sebab itu, seorang tenaga penjual mutlak memerlukan dukungan tools kit sebagai medium untuk menjelaskan produk kepada customer.

Sebuah tools dibuat dengan konsep yang matang sehingga memiliki daya tarik baik secara visual maupun konteks kontennya. Pendeknya, kendati pun kemasan maupun manfaat sebuah produk terlihat biasa-biasa saja, lewat olehan tools yang apik dan kreatif, sangat mungkin mengubah persepsi terhadap produk.

Seperti yang dilakukan pada proyek untuk PT Nirwana Lestari. Perusahaan yang berdiri sejak 1986 dan merupakan distributor produk-produk makanan dan bahan makanan global. Sebut di antaranya Loacker, Ceres, Pringles, Fisherman’s Friend, dan banyak produk groceries macam Agnesi, Tabasco dan banyak lagi.

Brainstroming di tahap awal dilakukan untuk membuat konsep dasar dari sales tools kit untuk para sales person, meliputi beberapa poin sebagai berikut;

#VISUAL ADALAH KUNCI UTAMA

Ya, visual adalah daya tarik utama. Fungsi visual menjerat mata lalu diteruskan ke benas customer untuk mendapatkan atensi positif. Jika tahap ini berhasil, niscaya perjalanan mengedukasi konsumen akan jauh lebih mudah.

Visual harus ringan (light), clean, tidak terlalu menonjolkan produk (karena produk dapat dilihat bahkan dipegang atau dicoba customer), menampilkan unsur-unsur atau ikon yang mendukung produk agar menguatkan imajinasi.

Pilihan warna sebaiknya antara kelompok warna terang dan gelap (dark), sedangkan komposisi antara warna, teks dan gambar proposional. Soal teks perlu pencermatan sendiri dan membutuhkan tes A/B untuk menentukan readability dan kecocokan karakter font dengan produk.

#KATA KUNCI PRODUK

Sebuah produk memerlukan identitas naratif yang merupakan representasi dari kekuatannya. Bukan sekadar motto yang umumnya memberi kesan bombastis, namun bisa merupakan turunan dari motto, yang menjelaskan secara singkat ciri wanti produk.

Teknik yang dilakukan adalah dengan menemukan beberapa kata kunci, kemudian mengaitkan dengan motto (jika ada), kemudian disusunkan sebuah narasi singkat dengan paling tidak dua atau lebih kata kunci. Beberapa kata kunci dasar biasanya bermakna sama, maka umunya disatukan.

#KONTEN ADALAH RAJA

Setelah konsep visual dan tekstual disepakati, brainstorming berikutnya adalah menggali konten yang paling relate dengan produk dan –juga penting- paling relevan dengan kebutuhan customer.

Konten yang baik dan pas akan membuka kunci perjalanan menarik minat konsumen berikutnya. Malah memberi kontribusi yang paling besar. Sebab, konten memiliki kekuatan daya dobrak berupa utilitas terhadap sebuah produk. Konten menginspirasi calon pelanggan mendapatkan hal-hal baru, atau memicu imajinasi orang untuk melakukan sesuatu dengan produk tersebut.

Konten sebaiknya mudah dipraktikkan oleh konsumen. Kian banyak dan beragam jumlah dan mutu konten, semakin membuka wawasan calon pelanggan.

#DISTRIBUSI TOOLS VIA DIGITAL

Ini zaman digital. Media sosial, email, chat messenger, siapa tak memilikinya? Maka, sebuah tools kendati hanya berupa brosur statis, tetap lah memiliki peluang untuk disebarkan.

Masalahnya, bagaimana mengemas desain (termasuk size yang cocok dengan beragam platform media sosial) agar ketika disebarkan lewat digital menjadi konten yang menarik?

Satu desain untuk beragam platform (cetak dan digital), sehingga dibutuhkan referensi dari berbagai platform digital maupun konvensional yang dapat memenuhi keduanya. Tentu dilakukan tes A/B sebelum desain ditetapkan.

Dalam proyek ini, kemampuan 2 bagian sangat penting, yaitu;

  • TIM DESAIN VISUAL

Mereka memastikan visual yang lebih fresh, mencari berbagai alternatif, jika perlu melakukan riset untuk menentukan visual yang sesuai. Beberapa opsi desain disodorkan, sebaiknya saling berbeda karakter. Tim desain juga mengaplikasi desain yang suitable untuk cetak dan digital.

  • TIM PENULIS

Mereka bertugas menentukan keywords produk, mengelaborasinya menjadi ide-ide konten. Tim ini juga membuat konten berupa teks dengan batasan ruang (dalam hal ini brosur), dan mengembangkan konten menarik dan relevan dengan kebutuhan konsumen. (*)