Tahukah Anda klaim yang seringkali disebut oleh operator telekomunikasi bahwa coverage area mereka telah mencapai 95 persen sebenarnya multitafsir. Publik mengira persentase itu mencakup keseluruhan wilayah nusantara. Sementara jika dicermati benar-benar, begitu banyak area di Indonesia yang masih berstatus blankspot alias tidak terjangkau jaringan telekomunikasi yang disediakan operator.
BAKTI Kominfo mencatat setidaknya masih ada sekitar 70 juta warga Indonesia yang belum terjangkau telekomunikasi nirkabel. Jumlah ini sangat banyak, dan mereka umumnya tinggal di wilayah 3T atau terdepan, tertinggal, terluar.
Lalu apa upaya pemerintah melakukan akses jaringan ke wilayah-wilayah tersebut?
Pembangunan infrastruktur telekomunikasi, penggunaan atau pemanfaatan akses jaringan telekomunikasi, serta pemberdayaan masyarakat di wilayah tersebut sehingga secara ekonomi dan sosial tak tertinggal.
Tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) itu mestinya dikenal dan didukung oleh publik. Dalam konteks tersebut mutlak diperlukan interaksi melalui media sebagai ujung tombak komunikasi massal.
Namun merangkul media khususnya sektor telekomunikasi dan teknologi yang sustain berjangka panjang tidak cukup dengan hanya memberikan press release.
Maka dalam hal fungsi komunikasi publik di BAKTI Kominfo dilakukan beberapa domain pekerjaan meliputi;
- Membangun klab media atau jurnalis (journalist club). Ini memerlukan orang-orang berpengaruh di komunitas media, memanfaatkan jaringan yang telah terbangun di kalangan media dan melakukan aktivitasi dalam kerangka simbiosis mutualis. Yang kemudian berdiri klab “Media Sila”
- Memberikan literasi seputar dunia infrastruktur telekomunikasi. Perlu menyisipi terminologi telekomunikasi namun dikemas dengan idiom dan gaya bahasa yang mudah dipahami awam, serta pengembangan teknologi maupun pemanfaatannya bagi masyarakat. Tidak hanya tentang menara BTS, namun juga infrastruktur jaringan kabel serat optik hingga satelit telekomunikasi.
- Menyiapkan up date informasi yang konsisten. Pembangunan infrastruktur telekomunikasi di kawasan 3T adalah sebuah proyek jangka pendek, menengah dan panjang. BAKTI Kominfo sebagai pelaksana bersama rekanannya perlu menyampaikan up date sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik dan stakeholder lainnya.
- Melibatkan media ke lapangan untuk reportase langsung. Penyampaian fakta juga perlu didukung dengan pelibatan media atau jurnalis ke lapangan. Ini sesuai dengan karakter jurnalis yang menyukai liputan langsung dan memperoleh lebih banyak dan beragam lagi fakta. Bahkan sampai ke aspek yang terkait seperti pendidikan masyarakat 3T, pertumbuhan ekonomi dan sebagainya.
- Gimmick dan penghargaan (awarding). Relasi dengan media juga memerlukan aspek lain yang memberi tempat kepada jurnalis dan karyanya sebagai sebuah produk jurnalistik yang perlu dihormati. Bentuknya bermacam-macam, mulai sekadar ucapan terima kasih dan ulang tahun, membuat kompetisi karya produk jurnalistik media, dan bermacam lagi.
- Memonitor arus informasi khususnya di klab media. Ini untuk memastikan bagaimana media merespon setiap informasi yang disampaikan oleh BAKTI Kominfo. Juga mencermati peran media-media unggulan (top rank) dalam menyebarkan informasi (diseminasi). Sekaligus mencari tahu tingkat ketertarikan dan partisipatif media di setiap topik.
Merangkul media merupakan langkah strategis dalam dunia publik relation maupun public communication. Kunci utama kesuksesannya terletak pada respon media (baik kuantitatif maupun kualitatif) dan bagaimana media memberikan aspek dukungan bahkan dalam soal jika terjadi sentiment negatif.
Media adalah aset penting untuk proses komunikasi. Menjaga relasinya adalah babak penting yang harus dibina terus-menerus. Media adalah partner yang ekual. (*)