Podcast menjamur pada saat terjadi pandemi Covid-19. PPKM bikin semua orang bertahan di rumah, namun berkreativitas tak kenal batas. Podcast alias siniar sejatinya hanya berbasis audio atau sound. Namun belakangan “salah kaprah” menjadi semacam percakapan (bisa dialog bisa monolog) dalam format video.

Podcast tadinya “mainan” aplikasi audio, kini tampil mengguncang di streaming video. Dan, apa boleh buat, tren ini mengalir deras lantaran semua orang, semua kelompok, semua institusi ramai-ramai punya podcast. Yang dibicarakan bebas, apa saja. Kadang relevan sama apa yang mereka punya, kadang asal juga.

Sejak lama koleksi video Kemenparekraf di kanal YouTube-nya didominasi oleh destinasi dan seremonial. Padahal banyak hal yang perlu dikomunikasikan. Misalnya sepak terjang Ekonomi Kreatif (yang dulu dikelola oleh Bekraf), atau serunya pendidikan kuliner Indonesia yang ternyata menyuplai begitu panyak tenaga ahli.

Jika dikemas dalam format liputan profil mungkin terlalu biasa. Sering dengan tengah menggemanya podcast, maka jadilah sebuah podcast yang kemudian setelah kasak-kusuk diberi brand “PODCASTRA”.

Ini adalah akronim dari Podcast Traveling Nusantara. Mengapa nama ini?

  • Menunjukkan jati diri kementerian dan kekayaan nusantara dengan segala kreativitas yang disimpannya.
  • Mudah diingat, diucapkan, sehingga sengat lekat dengan mindset audiens
  • Belum ada yang menggunakan sebagai brand, sehingga otentik, orisinal (walaupun belakangan digunakan oleh sebuah sekolah).

Agar setiap episode mengalir, berisi dan ada sisi-sisi canda, dipilihlah penyiar radio sebag host. Mengapa penyiar radio?

  • Podcast dalam format dialog memerlukan pemandu atau host yang punya pengalaman berbicara panjang, tanpa jeda, dan itu biasa dilakukan penyiar radio.
  • Suasana tidak boleh tegang. Harus rileks, kadang becanda, pintar mencari celah, saling menimpal, dan itu penyiar radio yang menguasai.
  • Memahami tema, gampang menggulirkan, punya pemahaman dan pengetahuan, lincah menggiring, dan tak boleh ada jeda, itu juga penyiar radio yang bisa.

Sejumlah pasangan disodorkan, namun terpilihlah duet penyiar radio JakFM, Jhody dan Molan.

MENYULAP RUANG KERJA JADI STUDIO

Memang tidak ada studio podcast pada awalnya. Maka tugas pertama adalah mencari ruang yang memenuhi kriteria untuk dirombak menjadi sebuah studio podcast. Cukup kedap suara dan bisa mengurangi noise, dimensinya cukup luas untuk menampung meja besar (untuk empat penampil), tata cahaya dan kelistrikan memadai, memiliki background yang representatif.

Masih banyak di catatan soal peryaratan ini. Tetapi singkat kata akhirnya ditemukan sebuah ruangan yang memenuhi standar. Kendati;

  • Tata letak dan desain meja podcast harus dirombak total.
  • Menambah tata cahaya dengan bantuan lighting.
  • Mencari sendiri elemen dan aksesori untuk hiasan sehingga terkesan dinamis dan sesuai standar kementerian.
  • Mematut standar kamera landscape, dan bila terjadi “bocor” harus ditambal dengan elemen lain
  • Membuat aturan Studio ON, agar tidak ada orang yang jalan mondar-mandir

SKENARIO DAN BINTANG TAMU

Inti dari podcast yang terprogram terletak pada tema dan kerangka pembicaraan yang dibatasi oleh waktu. Durasi podcast yang terbatas kadang bisa bobol dan bahkan seluruh materi dialog berkelas “daging” semua. Ini menyulitkan editor video. Tetapi dalam proyek kreatif selalu ada solusi.

Skenario amat penting menjadi panduan bagi seluruh pihak. Kepala produksi, camera person, audioman, host, hingga bintang tamu. Ya, bintang tamu juga perlu disodori agar cerita mereka tak melenceng.

Memilih bintang tamu dari luar Kemenparekraf juga pekerjaan lain yang sama repotnya. Terutama dalam menentuka orang yang tepat dan waktu yang cocok. Lebih mudah mengerjakan sebuah podcast yang hanya terdiri satu bintang tamu.

Meskipun rekaman, namun suasana yang dibangun harus lah seolah live. Ini untuk membuat suasana lebih hidup, sekaligus agar tidak terjadi “take” berkali-kali.

Faktor remeh yang bisa jadi backfore adalah standar protokol kesehatan seperti pemakaian masker, penggunaan spray desinfektan, dll ikut “meramaikan” proses produksi Podcastra.

UPLOAD CONTENT

Pada proses editing dibuat dalam dua format, antara lain video dan audio. Untuk video kelak di-upload di YouTube. Sedangkan audio dimuat di Spotify.

BERIKUT LINK PODCASTRA DI YOUTUBE KEMENPAREKRAF

Episode 1 :

Episode 2:

Episode 3: