Banyak perusahaan terlalu memaksakan diri mengerjakan segala sesuatu dilakukan sendiri. Bahkan termasuk hal-hal yang erat kaitannya dengan pekerjaan kreatif. Seringkali dipaksakan yang malah berakibat melenceng atau tidak tepat sasaran dalam menyampaikan pesan.

Perusahaan sudah terlalu sibuk dengan urusan utamanya. Saking tingginya tekanan pekerjaan, memang tidak ada orang yang didedikasikan untuk mengerjakan pekerjaan kreatif.

Serahkan pada ahlinya.

Dalam berbagai pengalaman, perusahaan-perusahaan besar memilih menyerahkan pada ahlinya. Yaitu orang atau perusahaan bidang kreatif yang tahu betul bagaimana melakukannya.

Perusahaan-perusahaan besar itu sadar setidaknya pada 5 alasan mengapa mereka membutuhkan rekanan kreatif;

  1. PERUSAHAAN BESAR KONSERVATIF

Kendatipun ruang kreativitas dibuka selebar-lebarnya namun nilai-nilai konservatif yang dianut perusahaan seringkali malah membelenggu. Padahal kreativitas memerlukan “kenakalan” dan berada di sisi lain untuk menunjukkan “keliarannya”.

  • SULIT INDEPENDEN

Titipan bos A, pesanan bos B, permintaan bos C. Semuanya menyulitkan orang-orang kreatif di dalam perusahaan. Bahkan menghambat. Kreativitas tidak bisa dilatari oleh situasi “politik” internal tertentu. Belum lagi dihalangi oleh birokrasi. Padahal kreativitas membutuhkan ide.

  • SALAH MEMILIH ORANG KREATIF

Beda lho antara pekerja bidang kreatif dengan pekerja bidang teknik tetapi kreatif. Perusahaan besar tahu persis tidak bisa meminta pekerja tekniknya yang kreatif untuk mengerjakan tugas-tugas kreatif. Ia kreatif di bidangnya, namun belum tentu kreatif di pekerjaan kreatif.

  • KREATIVITAS BERBEDA TUJUAN

Di agensi atau perusahaan kreatif, kreativitas adalah bos alias pimpinan tertinggi. Di perusahaan besar kreativitas juga ada tetapi berbeda tujuan.

  • PERLU PERSPEKTIF LAIN

Perusahaan besar membutuhkan pencerahaan dari pihak luar. Mereka mengalami kebosanan karena idenya selalu itu-itu saja. Agensi bisa menjadi orang lain, bahkan bisa mewakili konsumennya. (*)